Media

Kembali Ke Media

Industri Tekstil Tanah Air dalam Tekanan, Apindo Solo Berharap segera Ada Solusi

Industri Tekstil Tanah Air dalam Tekanan, Apindo Solo Berharap segera Ada Solusi

SOLO - Apindo Solo berharap segera ada solusi tepat untuk mengatasi persoalan yang dihadapi dunia tekstil dalam negeri.

Beberapa bulan terakhir muncul kabar banyaknya pabrik tekstil yang tutup. Banyak tantangan yang dihadapi industri tekstil dalam negeri saat ini, mulai dari lesunya pasar hingga regulasi yang tak memihak.

 

Diberitakan sebanyak 6 pabrik tutup per awal Juni 2024 yang di masing-masing pabrik terdapat ratusan pekerja yang harus berhenti bekerja. Ada juga pabrik tekstil yang melakukan efisiensi karyawan.

 

Ada pula kabar beredar adanya satu pabrik tekstil raksasa yang akan tutup dalam waktu dekat, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pun membenarkan adanya sejumlah perusahaan tekstil raksasa di Jawa Tengah yang tengah dalam kondisi sulit hingga dikabarkan akan menutup pabriknya.

 

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan, produksi dan penjualan dari ketiga perusahaan itu tengah mengalami penurunan. Namun dia tidak menyebutkan lebih jelas pabrik yang dimaksud.

 

Terkait kondisi industri tekstil yang tengah terjadi saat ini, Wakil Sekretaris Apindo Solo, Sri Saptono Basuki, menyampaikan jika perkembangan yang terjadi saat ini cukup memberatkan. Namun dia mengatakan saat ini belum ada pabrik tekstil di Kota Solo yang tutup.

 

“Untuk Surakarta tahun ini belum ada. Tapi perkembangan yang terjadi cukup bikin sesak. Termasuk regulasi yang berkembang saat ini [Permendag No. 8/2024 dan UU KIA],” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (13/6/2024).

 

Di sisi lain saat ini menurutnya kondisi pasar tengah melemah. Dia berharap segera ada langkah tepat untuk mengatasi persoalan di industri tekstil dalam negeri.

 

“Badai tekstil ini harus segera diatasi agar tidak merambat ke mana-mana. Sebab mereka umumnya labour cost, termasuk alas kaki,” lanjut dia.

 

Sementara itu Ketua Apindo Boyolali, Imam Bakhri, menyampaikan hingga saat ini Boyolali belum ada industri tekstil. Namun memang ada sejumlah pabrik garmen dan benang.

 

Di sisi lain menurutnya, untuk industri garmen khususnya di Boyolali masih dalam kondisi yang cukup kondusif. Hal itu terlihat dari banyaknya Perusahaan yang justru tengah membutuhkan pekerja.

 

“Boyolali lebih banyak ke garmen dan benang. Kalau tekstil tidak ada. Kalau garmen sampai saat ini justru sudah ada perubahan yang bagus, sebab banyak perusahaan yang butuh tenaga kerja. Kalau tidak salah ada sembilan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, di sektor padat karya dalam arti garmen,” kata dia, Jumat (14/6/2024).

 

Dia juga mengatakan untuk industri garmen tampaknya tidak terpengaruh dengan adanya Permendag No. 8/2024.

 

Sumber: bisnis.solopos.com

Copied.

Berita Lainnya

No Tanggal Publikasi Topik
Daftar Berita
1 Rabu, 22 Mei 2024 DPP APINDO Lampung Menerima Kunjungan ILO
2 Selasa, 05 November 2024 APINDO Gelar Media Chief Editors Dinner Bahas Isu Ketenagakerjaan, Pemerintahan Baru hingga Investasi
3 Selasa, 04 Juni 2024 Bos OIKN Mundur, Apindo Khawatir soal Kepastian Investasi di IKN
arrow top icon