Diversifikasi pasar ekspor jaga stabilitas surplus dagang
Kamis, 20 Juni 2024Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan perluasan diversifikasi pasar ekspor ke negara nontradisional bisa menjaga stabilitas surplus dagang Indonesia yang sudah berlangsung selama 49 bulan beruntun.
"Kita cuma bisa terus menggenjot diversifikasi pasar ekspor. Jadi di sini kita melihat bahwa memang pasar-pasar tradisional yang utama juga banyak menemui tantangan dengan kondisi geopolitik yang ada, jadi kita coba untuk diversifikasi pasar," ujar Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani ditemui di acara Diplomat Success Challenge di Jakarta, Kamis (20/6).
Shinta menjelaskan saat ini perdagangan internasional Indonesia memang tetap mengalami surplus, namun menurut dia secara kuantitas nilai keuntungan yang didapat semakin menipis.
Oleh karena itu ia menilai upaya diversifikasi pasar yang dilakukan bisa menjadi strategi memitigasi defisit, serta menjaga stabilitas keuntungan dagang.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan selain menerapkan ekspansi ke negara pasar nontradisional, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk turut memfasilitasi ekspor, baik dari sisi pembiayaan, promosi, serta regulasi yang mendukung pemajuan ekosistem ekspor di Tanah Air.
"Kita juga harus dibantu dengan regulasi yang mendukung, terutama kita melihat bahwa bagaimana pun juga produsen-produsen kita ini masih membutuhkan bahan baku impor dan bahan-bahan penolong. Oleh karenanya ini tetap harus didukung supaya impor-ekspor itu juga bisa lancar untuk para produsen maupun eksportir," ujarnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus selama 49 bulan beruntun sejak Mei 2020, dengan keberlanjutan keuntungan pada Mei 2024 sebesar 2,93 miliar dolar AS.
Keberlanjutan surplus itu didapat dari keuntungan transaksi perdagangan di sektor nonmigas yang mencapai 4,26 miliar dolar AS, serta dikurangi defisit transaksi perdagangan sektor migas 1,33 miliar dolar AS. Selama periode Januari-Mei 2024, secara kumulatif Indonesia mengalami surplus hingga 13,06 miliar dolar AS.