Media

Kembali Ke Media

Shopee Relokasi 1 Departemen ke Solo dan Jogja, Begini Respons Apindo & Pekerja

Shopee Relokasi 1 Departemen ke Solo dan Jogja, Begini Respons Apindo & Pekerja

SOLO – Kalangan pengusaha dan pekerja merespons langkah PTShopee International Indonesia merelokasi satu departemennya ke Solo dan Yogyakarta. Pemindahan pusat kegiatan operasional departemen tersebut diklaim sudah dipersiapkan dalam setahun terakhir.

 

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyampaikan relokasi ini dilakukan seusai melihat kesiapan, mulai dari fasilitas, hingga perkembangan talenta dan kesiapan sumber daya manusia di kota-kota tersebut.

 

Dia menyebut sebagian anggota tim telah bersedia direlokasi, seusai perusahaan menawarkan pilihan relokasi bagi anggota tim yang memenuhi syarat dan ketentuan.

 

“Kami telah menawarkan pilihan relokasi bagi anggota tim yang memenuhi syarat dan ketentuan relokasi yang berlaku, sebagian anggota tim juga telah bersedia untuk direlokasi,” kata Radynal dalam keterangan tertulisnya yang dilansir Bisnis Indonesia, Jumat (2/8/2024).

 

Terkait hal itu, Wakil Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Sri Saptono Basuki, menilai relokasi ini tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus semakin menguatkan Solo sebagai Kota Jasa.

 

Basuki menyebut ada beberapa faktor yang menjadikan Solo sebagai rujukan perusahaan. Misalnya Kota Solo semakin baik dengan berbenah, serta situasi yang cukup kondusif.

 

Oleh sebab itu, secara branding, Solo mempunyai nilai jual tersendiri. Sejalan dengan hal tersebut, budaya dan pola masyarakat Kota Bengawan membuat wilayah ini menjadi nyaman.

 

“Ketika perusahaan relokasi tentunya tidak semua karyawan ikut bedhol perusahaan. Posisi yang kosong ini yang dapat dimanfaatkan dan diisi oleh tenaga lokal. Tentunya ini akan mengurangi angka pengangguran. Supply chain dari usaha tersebut tentunya akan memberi kesempatan pada perusahaan daerah sebagai supplier,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (5/8/2024).

 

Di samping itu, efek lain yang harus diperhatikan bila digitalisasi ini semakin marak harus juga mendorong bertumbuhnya pasar tradisional. Pasar tradisional juga menjadi semakin ramai sebagai akulturasi perdagangan modern (digital), tourism, dan ekonomi kreatif.

 

Upah di Solo Lebih Murah

Pada bagian lain, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah, Wahyu Rahadi menyebut fenomena perpindahan atau relokasi perusahaan tidak hanya terjadi di Solo, tetapi di Jawa Tengah.

 

Banyak perusahaan yang menyasar ke wilayah pesisir di pantai utara, dan Grobogan. Dia menilai di wilayah tersebut masih mempunyai jumlah tenaga kerja yang cukup banyak.

 

“Karena mereka [perusahaan] mencari tenaga kerja yang cukup banyak. Fenomenanya apa? Kalau kami melihat, satu, upah di Solo ini jauh lebih murah karena mereka [perusahaan] akan tetap menganggap bahwa upah itu salah satu faktor penting dalam dunia industri. Apalagi di dalam posisi yang tidak jelas seperti sekarang,” kata dia.

Kedua, lanjut Wahyu, perusahaan juga melihat ke daerah di mana organisasi buruh yang tidak militan dan bagus. Oleh sebab itu, menurutnya perusahaan lebih leluasa dan tidak mengalami banyak tekanan dari serikat pekerja.

 

Dia juga menilai penduduk Jawa Tengah rata-rata mudah diatur serta mempunyai skill yang mumpuni.

 

“Dan kemudian tidak banyak terlalu banyak tuntutan sebenarnya. Kalau kita di lihat di Jawa Tengah ini termasuk yang adem, selain upahnya murah. Sehingga kemudian menjadi faktor yang menarik, secara sumber daya juga termasuk bagus, selain keamanan. Dengan situasi Jawa Tengah, mereka [perusahaan] memilih Jawa Tengah sebagai opsi,” ungkap Wahyu.

 

Walaupun dengan relokasi perusahaan bisa menambah lapangan pekerjaan, namun menurutnya perlu ada hal yang harus diperhatikan. Karena perusahaan yang hanya melihat peluang upah yang lebih murah, tidak akan mengubah kondisi pekerja dengan signifikan.

 

Hal ini hanya menambah jumlah orang yang bekerja, tapi dengan upah yang sekarang ini pun di bawah kebutuhan hidup. Di Soloraya rata-rata upah sekitar Rp2.250.000 per bulan. Sementara berdasarkan kajian serikat pada 2022 upah yang layak sudah di angka Rp2,4 juta.

 

“Jadi hanya memindahkan beban ke Jawa Tengah, tapi bagi kepentingan buruh sendiri, akan tidak bisa merasakan sebagai buruh yang sejahtera. Sisi yang sangat sulit, untuk kemudian kita terima,” tutur Wahyu.

 

Sedangkan bagi perusahaan, upah yang rendah akan memudahkan perusahaan untuk lebih berkembang.

 

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, di laman Shopee Karier, career.shopee.id, ada beberapa tawaran pekerjaan di Solo. Misalnya lowongan pekerjaan dengan posisi Shopee Live Team Leader-Operations, Shopee Live QA, Customer Service Trainer Supervisor, dan lain-lain.

 

Sumber: bisnis.solopos.com

Copied.

Berita Lainnya

No Tanggal Publikasi Topik
Daftar Berita
1 Minggu, 09 Juni 2024 Ketua Apindo Jateng Frans Kongi Tidak Persoalkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak
2 Senin, 22 Agustus 2022 APINDO PETAKAN PELUANG PENGUSAHA LOKAL DI IKN
3 Senin, 31 Juli 2023 Pengurus APINDO baru usung empat agenda pertumbuhan ekonomi
arrow top icon