50 SMK di DIY Bersiap Kedatangan Pengajar dari DPP Apindo DIY
Sabtu, 13 Juli 2024YOGYA - Sebanyak 50 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DIY mendapat kesempatan dikunjungi pengusaha dari Dewa Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY untuk membekali para siswa keterampilan sesuai kebutuhan industri.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Pengusaha Mengajar dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Para siswa nantinya akan mendapat bimbingan secara langsung oleh 25 pengusaha dari DPP Apindo DIY yang memiliki beragam kompetensi.
Albertus Ardi selaku Wakil Ketua Bidang Organisasi DPP APINDO DIY, mengatakan peogram ini didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tujuannya menyiapkan siswa SMK untuk bekerja sesuai kebutuhan industri.
"Latarbelakang program ini pertama tidak adanya link and match antara SMK dengan kami Industri. Kami ingin memunculkan wirausaha baru dari teman-teman SMK," katanya, saat sosialisasi Pengusaha Mengajar, di Kantor Disdik DIY, Kamis (11/7/2024).
Ardi menyampaikan selama ini ada gap antara SMK dengan industri, sehingga keduanya sama-sama menemui kendala baik persiapan SDM maupun saat penyaluran siswa SMK ke dunia kerja.
"Saya kalau terima karyawan itu disuruh kerja gak bisa, akhirnya harus didik dulu satu tahun. Itu mahal, saya bayar sesuai UMK sementata mereka gak berikan kontribusi. Salah satunya mempercepat peningkatan skill dengan Pengusaha Mengajar," jelasnya.
Sebelum program ini benar-benar dijalankan, pihaknya memberi beberapa indikator kepada SMK.
Sementara ini hanya SMK yang memiliki kompetensi dan Badan Layana Umum Daerah (BLUD) saja yang akan mendapat kesempatan program Pengusaha Mengajar.
"Ini tidak cukup dengan mengajar tetapi bagaimana SMK membuat lembaga BLUD tadi, ini menjadi seperti kawah cabdradimuka. Semacam mereplika perusahaan. Bagaimana produksinya, keuangannya dan sebagainya," terang dia.
Ardi optimis apabila semua tahapan ini sudah dilakukan, tantangan Indonesia emas di 2045 akan mudah dilalui oleh semua pihak.
Pasalnya SDM unggul terutama dari siswa-siswi SMK sudah dibentuk mindset berwirausaha sejak dini.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya menanggapi, dalam sosialisasi itu ada 50 kepala SMK se-DIY.
Mayoritas dari mereka menyetujui program Pengusaha Mengajar. Namun beberapa kepala sekolah tersebut menyampaikan beberapa pendapat.
Salah satunya para kepala sekolah mengeluhkan perlunya sinkronisasi kurikulum agar program ini bisa berjalan dengan lancar.
"Kami berusaha mempertemukan antara SMK dengan pengusaha yang saat ini benar-benar memberikan kepedulian ke SMK, kalau gak diambil sangatlah rugi," ujar Didik.
Alasan perlunya program ini, menurutnya saat ini pelaku industri sudah membuka lebar-lebar kesempatan berkolaborasi.
Berbeda dengan beberapa tahun silam dimana siswa-siswi SMK sangat sulit mengembangkan diri melalui praktek kerja industri (Prakerin).
"Ini mempercepat pendidikan vokasi mengarah kepada keberhasilan. Saya yakin alat-alat di SMK sudah banyak yang memenuhi kebutuhan industri. Maka kompetensi kita sudah haru membiasakan diri membuat produk berstandar," pungkasnya.
Sumber: jogja.tribunnews.com