Umkm

Kembali ke Artikel dan Publikasi UMKM

Kolaborasi APINDO UMKM dengan Misi UK-ASEAN: “Memberdayakan Pengusaha Perempuan dan UMKM melalui Reformasi Regulasi.”

Kolaborasi APINDO UMKM dengan Misi UK-ASEAN: “Memberdayakan Pengusaha Perempuan dan UMKM melalui Reformasi Regulasi.”

UK telah melakukan penelitian di Negara Anggota ASEAN berjudul “Memberdayakan Pengusaha Perempuan dan UMKM melalui Reformasi Regulasi.” dan meluncurkan temuannya pada tanggal 6 Maret 2025 lalu di Hotel Fairmont Jakarta.

 

Penelitian ini ditugaskan untuk mendukung evaluasi dan pengembangan reformasi regulasi di ASEAN, sehingga dapat memberikan dampak paling positif pada Pengusaha Perempuan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Negara Anggota ASEAN. 

 

Penelitian ini dilakukan oleh Centre for Strategy and Evaluation Services (CSES) UK di beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, untuk memberikan wawasan yang akan kami terapkan saat kami mengembangkan kegiatan di bawah program kami, melalui kemitraan dengan badan-badan sektoral ASEAN.

 

Acara dibuka dengan pemaparan temuan dan rekomendasi dari penelitian yang didanai Inggris, diikuti oleh sesi panel tentang kekayaan intelektual, praktik regulasi yang baik, keamanan produk konsumen, serta standar dan kualitas. 

 

Ibu Lishia Erza, sebagai Ketua Komite Peningkatan Kapasitas UKM & Ekonomi Inklusif, Bidang UMKM dan Koperasi DPN APINDO berdiskusi dengan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pemberdayaan wirausaha perempuan dan UMKM melalui reformasi regulasi dan kerja advokasi APINDO, khususnya dalam membangun kapasitas UKM dan kelembagaan untuk memungkinkan UKM yang dipimpin dan dimiliki perempuan mampu memanfaatkan nilai hak kekayaan intelektual. 

 

Wirausaha perempuan memainkan peran penting dalam ekonomi ASEAN. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kemajuan signifikan dalam mengakui peran perempuan dalam ekonomi regional. Tidak ada angka terbaru untuk jumlah perempuan yang memiliki bisnis di seluruh kawasan, tetapi perkiraan tahun 2017 menunjukkan total 61,3 juta perempuan yang memiliki dan mengoperasikan bisnis di sepuluh negara anggota ASEAN, yang mencakup 9,8% dari total populasi ASEAN.

 

 Temuan penelitian menunjukkan bahwa:

 

• Semua negara yang diteliti semakin mengakui pentingnya perempuan dalam perekonomian nasional mereka dan telah mengembangkan strategi untuk meningkatkan inklusi dan partisipasi, termasuk pembentukan departemen pemerintah tertentu dan penganggaran gender, yang menjadi area fokus yang semakin meningkat.

 

• Meskipun sebagian besar bisnis milik perempuan ditemukan di sektor bernilai rendah, ada beberapa perempuan yang mempelopori perusahaan yang ditemukan di industri berteknologi tinggi yang memberikan nilai penting bagi perekonomian.

Copied.
arrow top icon