APINDO Dorong Kolaborasi dan Penguatan Strategi Usaha UMKM
Monday, 22 December 2025
Upaya memperkuat UMKM agar mampu tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan zaman terus dilakukan melalui berbagai ruang kolaborasi. Salah satunya lewat program GrowPreneur yang diinisiasi oleh Bank BRI, digelar pada hari Kamis (18/12/2025) di Jakarta. GrowPreneur menghadirkan diskusi inspiratif bagi pelaku UMKM untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan memperkuat strategi usaha. Bagi banyak pelaku UMKM, menembus pasar ekspor sering terasa seperti langkah besar yang penuh ketidakpastian. Tantangan standar internasional, perbedaan karakter pasar, hingga kesiapan internal usaha menjadi hambatan nyata. Di sinilah peran ekosistem menjadi kunci.
Direktur Pengembangan Informasi dan Jasa Ekspor Kementerian Perdagangan RI Bayu Wicaksono Putro, menekankan bahwa setiap pasar memiliki standar yang berbeda. Uni Eropa menaruh perhatian besar pada isu lingkungan, Amerika Serikat pada standar keberlanjutan, sementara Jepang juga sangat ketat pada aspek lingkungan dan kualitas. Namun, menurutnya, benang merah dari seluruh standar tersebut tetap sama, yaitu menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. “Yang terpenting adalah mampu memenuhi permintaan pasar sesuai standar yang berlaku dan dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Bayu juga menyampaikan bahwa Kemendag saat ini fokus pada tiga program utama, yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta mendorong UMKM agar mampu menembus ekspor.
Di sisi pelaku usaha, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mengambil peran sebagai penghubung ekosistem. Pengurus Komite Kerja Sama dan Advokasi Bidang UMKM dan Koperasi APINDO Edric Chandra, menegaskan bahwa banyak pelaku UMKM sebenarnya sudah bekerja keras, tetapi sering merasa berjalan sendiri. “Kami di APINDO memposisikan diri sebagai penghubung. Kami bantu mengaitkan UMKM dengan pasar yang tepat dan mendorong kolaborasi dengan perusahaan Indonesia yang sudah eksis,” jelasnya.
Edric menekankan bahwa tantangan utama UMKM bukan semata pada produk, melainkan pada pemahaman pasar yang sangat beragam. Melalui inisiatif seperti APINDO UMKM MERDEKA (AUM) dan kolaborasi dengan Diplomat Success Challenge (DSC), APINDO mendorong perbaikan sistem dan fondasi usaha. Fokusnya mencakup tata kelola produksi, keuangan, hingga manajemen sumber daya manusia, agar UMKM mampu membangun profil usaha yang berkelanjutan.
Ia juga mengingatkan pentingnya perubahan pola pikir. “Jangan hanya mengejar viral. Yang lebih penting adalah membangun usaha yang sustain. Perubahan mindset ini tidak mudah, termasuk untuk tidak alergi terhadap teknologi dan AI. Tata kelola yang baik adalah kunci,” tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder Export Expert Indonesia Raymond, membagikan pandangan praktis mengenai kesiapan UMKM untuk ekspor. Menurutnya, ada beberapa ciri usaha yang sudah layak mulai melirik pasar global, antara lain stok produksi yang stabil, arus kas yang relatif aman, keunikan produk, sertifikasi dan legalitas usaha yang lengkap, serta tata kelola yang rapi.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, APINDO, dan pelaku ekosistem ekspor, UMKM Indonesia diharapkan tidak hanya berani melangkah ke pasar global, tetapi juga siap bertumbuh secara berkelanjutan dan berdaya saing.