Umkm

Back to UMKM Articles and Publications

APINDO: Buku Putih Sebagai Momentum Penting Perkembangan UMKM Hijau di Indonesia

APINDO: Buku Putih Sebagai Momentum Penting Perkembangan  UMKM Hijau di Indonesia

Kementerian PPN/Bappenas bersama Asian Development Bank (ADB), Institute for Essential Services Reform (IESR), serta didukung Pemerintah Australia melalui Sustainable Infrastructure Assistance Program Phase 2 (SIAP2) resmi meluncurkan Buku Putih Mewujudkan Masa Depan Bisnis Berkelanjutan melalui Pemberdayaan UMKM Hijau pada Selasa, 16 September 2025, di Ruang Djunaedi Hadisumarto, Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat. Acara yang dimulai pukul 12.30 WIB ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat komitmen Indonesia dalam mendorong UMKM sebagai motor transisi menuju ekonomi hijau dan rendah karbon.

Melalui Buku Putih ini, Bappenas bersama mitra strategis merumuskan analisis situasi, peta jalan, serta rekomendasi kebijakan yang menekankan penguatan regulasi, perluasan akses pembiayaan hijau, penyusunan standar klasifikasi, peningkatan kapasitas teknologi, dan adopsi inovasi.

Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard menegaskan bahwa ada lima strategi utama yang harus didorong agar UMKM mampu bertransformasi, yaitu peningkatan kapasitas SDM, penyusunan peta jalan, adopsi teknologi dan inovasi, penyediaan insentif serta pembiayaan hijau, dan reformasi regulasi. Keberhasilan strategi tersebut hanya dapat dicapai melalui kolaborasi lintas kementerian, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga keuangan, serta masyarakat. Deputi Bappenas Maliki menambahkan bahwa peluncuran Buku Putih ini menandai tonggak penting perjalanan Indonesia menuju ekonomi hijau yang inklusif, dengan memastikan tidak ada UMKM yang tertinggal dalam transisi ini. 

Menteri UMKM Maman Abdurrahman secara resmi menerima Buku Putih dan menyambutnya sebagai acuan penting bagi penyusunan panduan serta standar pengembangan UMKM hijau di Indonesia. Ia menegaskan bahwa Buku Putih ini merupakan tonggak penting untuk mendukung target Net Zero Emission Indonesia 2045 sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2025–2045 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dokumen ini juga akan menjadi acuan sekaligus tolok ukur bagi Kementerian UMKM dalam penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

Dukungan juga disampaikan Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, Jiro Tominaga, yang menilai UMKM dapat menjadi garda terdepan dalam transisi hijau jika dilengkapi inisiatif seperti kredit hijau dan perangkat penilaian mandiri. CEO IESR Fabby Tumiwa menyoroti bahwa praktik hijau seperti efisiensi energi, penghematan air, dan pengelolaan limbah sudah terbukti meningkatkan profitabilitas, meski UMKM masih memerlukan pendampingan teknis dan akses ke pembiayaan hijau. Sementara Plt. Wakil Dubes Australia, Jonathan Gilbert, menekankan bahwa Buku Putih ini merupakan cetak biru yang kuat bagi UMKM untuk memainkan peran penting dalam pertumbuhan hijau dan ekonomi sirkular di Indonesia, serta bagian dari kerja sama bilateral yang lebih luas antara Indonesia dan Australia di bidang iklim dan energi.

Acara peluncuran juga menghadirkan sesi talk show bertajuk “Pengembangan UMKM Hijau Menuju Net Zero Emission yang menghadirkan berbagai perspektif dari pemerintah, dunia usaha, dan lembaga riset. Talk show ini menghadirkan Ratih Purbasari Kania, Direktur Perencanaan SDA dan Industri Manufaktur, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM; Fahmi Imam Fauzy, Dewan Pimpinan Nasional APINDO Bidang UMKM; Novita Tan, Chief Executive Officer, Rebricks, Lishia Erza perwakilan tim penulis Buku Putih. Diskusi yang dipandu oleh Rahmat Jaya Eka Syahputra dari IESR ini mengupas tantangan dan peluang UMKM dalam mendukung target netral karbon, sekaligus menekankan pentingnya dukungan ekosistem, akses pembiayaan hijau, dan inovasi teknologi untuk memperkuat daya saing UMKM di pasar domestik maupun global.

 

Copied.
arrow top icon