Universitas Malang Gandeng Apindo Jabar, Dorong Ekonomi Kreatif dan Produk Mahasiswa Tembus Pasar Global
Minggu, 17 November 2024Malang - Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur, semakin gencar memperkuat ekonomi kreatif di lingkungan kampus dengan menggandeng Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Kerja sama ini diharapkan mampu mengembangkan produk mahasiswa agar dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Wakil Rektor II UM, Puji Handayati, menyatakan langkah menggandeng Apindo bertujuan untuk mendorong hilirisasi produk mahasiswa sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.
"Dari kampus, kami terus mengembangkan dan mendorong mahasiswa serta dosen untuk menghasilkan produk yang mendukung ekonomi kreatif. Misalnya, produk tata busana hasil karya mahasiswa yang modis dan laku di Malaysia, hingga inovasi energi terbarukan seperti mobil listrik," ujar Puji dalam wawancaranya dengan Beritasatu.com, Minggu (17/11/2024).
Puji menambahkan, UM bersama Apindo berupaya agar hasil karya mahasiswa tidak hanya dikenal, tetapi juga dipasarkan secara luas.
"Kami gandeng Apindo untuk hilirisasi produk agar lebih marketable, baik di pasar nasional maupun internasional. Ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekonomi kreatif," jelasnya.
Ketua Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, mengapresiasi inisiatif UM dalam menggandeng Apindo. Namun, ia mengingatkan pentingnya mempersiapkan produk secara matang sebelum ditawarkan ke pasar.
"Yang terpenting adalah menentukan produk apa yang akan ditawarkan terlebih dahulu, sehingga produk tersebut bisa diterima di pasar global," tegas Ning Wahyu.
Ia juga menekankan perlunya membimbing mahasiswa dalam memahami cara memulai usaha.
"Minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha cukup besar, tetapi mereka sering kali tidak tahu harus mulai dari mana. Mereka perlu disiplin dan bergabung dalam komunitas untuk saling berbagi pengalaman," tambahnya.
Menurut Ning Wahyu, mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi, seperti media sosial, untuk memasarkan produk mereka.
"Di era digital, mereka bisa menjadi konten kreator. Media sosial adalah platform yang sangat efektif untuk memasarkan produk," jelasnya.
Sementara itu, Executive Chairman B Universe, Enggartiasto Lukita, turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya pemahaman pasar dan digitalisasi dalam memasarkan produk.
"Mahasiswa perlu memahami kebutuhan pasar terlebih dahulu sebelum memasarkan produk mereka. Di era digital ini, pemasaran tradisional mulai tergeser ke online, seperti menggunakan platform TikTok untuk menjual produk," ungkap Enggar.
Ia juga mendorong mahasiswa agar lebih kreatif dan termotivasi untuk mengelola usaha dengan tekun.
"Mereka harus mampu melihat peluang bisnis, menyesuaikan diri, dan terus belajar dari perkembangan teknologi," ujarnya.
Enggar mengaku kagum dengan inovasi mahasiswa UM, seperti pengembangan energi terbarukan dari air hingga mobil listrik. Ia menyebut langkah UM dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, sebagai terobosan luar biasa.
"Saya kagum dengan upaya UM dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi wirausahawan profesional. Ini merupakan langkah besar untuk mendukung ekonomi kreatif," tutupnya.
Sumber: beritasatu