Apindo Sulut Komitmen Dukung Sulawesi Utara Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik
Thursday, 11 July 2024
Manado - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Utara mendukung upaya pemerintah mendorong daerah ini menjadi pusat ekonomi di kawasan Asia Timur.
Ketua DPD Apindo Sulawesi Utara, Nicho Lieke mengungkapkan, impian itu bukan harapan terlalu muluk.
Jalan ke arah itu sudah disiapkan Pemprov Sulawesi Utara yang dipimpin Olly Dondokambey dan Steven Kandouw.
Di mana, Pelabuhan Internasional Bitung kini jadi tujuan pelayaran langsung dari Tiongkok. Rute langsung ini dilayani SITC Lines Company. Perusahaan logistik kakap asal Tiongkok.
"Dengan adanya pelayaran langsung dari Tiongkok, pelaku usaha bisa efisiensi biaya hingga 70 persen," ujar Lieke dalam Dialog Optimalisasi Jalur Perdagangan Asia Pasifik yang berlangsung di Ballroom Kantor Pusat BSG, Kamis (11/7/2024).
Selain itu, konektivitas internasional Sulawesi Utara semakin terbuka pasca pandemi Covid-19. Sejumlah rute penerbangan internasional dari Manado terbuka. Di antaranya, Singapura, Tokyo, Tiongkok dan nantinya ada Kota Kinabalu Malaysia dan Shanghai.
"Itu semua berkat tantan dingin Bapak Olly Dondokambey dan Steven Kandouw," kata Lieke.
Katanya, indikator ekonomi membuktikan ekonomi Sulawesi Utara terus tumbuh. Seperti angka Pertumbuhan Ekonomi yang selalu di atas nasional.
Lalu, neraca perdagangan selalu surplus. Berdasarkan dara Disperindag, pada tahun 2023 ekspor Sulawesi Utara mencapai ekspor 888 juta USD. Sedangkan impor 183 juta dollar. "Sepanjang tahun lalu, surplus 695 juta dollar," katanya.
Adapun negara tujuan ekspor terbesar Tiongkok dan negara asal impor terbesar Singapura.
"Dengan adanya jalur logistik internasional, Apindo Sulut terpanggil, bersinergi dan menjadi bagian untuk meneruskan terobosan yang dilakukan pemerintah," katanya.
Dialog ini, digelar dalam rangka mendorong potensi Pelabuhan Internasional Bitung sebagai hub di Indonesia Timur.
Ketua Umum DPN Apindo, Sinta Kamdani mengungkapkan, Bitung memiliki posisi strategis yang sangat menguntungkan di wilayah timur Indonesia.
"Dengan letaknya yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional di Samudera Pasifik, Bitung sebagai bagian dari Greater Sulu-Sulawesi Economic Corridor telah menjadi pintu gerbang utama bagi perdagangan dan logistik," kata Sinta.
Bitung sebagai International Hub Sea Port mempertegas posisinya sebagai hub utama yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga di Asia Pasifik, termasuk Tiongkok.
Secara nilai, Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan muat utama ekspor Sulawesi Utara.
Pada Maret 2024, nilai ekspor dari pelabuhan bitung mencapai 56,87Y4 dari total nilai ekspor Sulawesi Utara 24,65 juta USD (BPS).
Angka ini tidak hanya mencerminkan kapasitas logistik dan infrastruktur yang handal di Pelabuhan Bitung, tetapi juga menunjukkan kontribusi signifikan pelabuhan ini terhadap perekonomian lokal dan Indonesia timur.
Pelabuhan Bitung bukan hanya sekedar tempat untuk mengirimkan barang ke pasar internasional, tetapi juga merupakan titik sentral untuk meningkatkan konektivitas perdagangan regional.
"Dengan meningkatnya volume ekspor yang tercatat, ini memberikan dorongan besar bagi sektor ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan bahkan membuka peluang investasi lebih lanjut di Sulawesi Utara," kata Sinta lagi.
Turut menjadi pembicaraan dalam dialog ini, Kepala Kanwil Ditjen Bea Cukai Sulbagtara, Erwin SitumorangSitumorang dan Majah Adriansyah, Business Development SITC Lines. Turut menjadi penanggap dalam dialog ini, Wali Kota Manado, Andrei Angouw dan Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri.
Sumber: manado.tribunnews.com
