Media

Kembali Ke Media

Soroti Rencana Kenaikan Upah, Apindo Kaltara: Kalau Terlalu Tinggi, Tenaga Kerja Tergantikan Mesin

Soroti Rencana Kenaikan Upah, Apindo Kaltara: Kalau Terlalu Tinggi, Tenaga Kerja Tergantikan Mesin

TARAKAN – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Utara, Peter Setiawan menanggapi wacana kenaikan upah buruh yang kembali menjadi pembahasan di tingkat nasional. Ia menilai, keputusan pemerintah pusat menjadi kunci, mengingat seluruh aturan pengupahan kini mengacu pada regulasi dan formula baru.

 

Dirinya menjelaskan, kondisi saat ini tidak sama seperti dahulu ketika pembahasan upah dilakukan melalui forum Tripartite secara lebih leluasa. Saat ini kebijakan berada langsung pada pemerintah pusat sehingga pengusaha hanya bisa menunggu formulasi resmi.

 

“Kita tunggu saja dari pusat. Sekarang tidak bisa lagi sekadar bilang naik sekian persen, karena sudah ada hitung-hitungan dan formulanya,” ucapnya.

 

Menurutnya, kenaikan upah yang terlalu tinggi akan berdampak pada keberlangsungan usaha, terutama industri padat karya. Bila biaya produksi tidak mampu ditutupi, pilihan efisiensi akan terjadi, termasuk pengurangan tenaga kerja dan otomasi.

“Kalau gaji naik 6 sampai 10 persen itu berat. Kalau semakin mahal, perusahaan pasti pakai mesin. Sekarang banyak yang sudah menggunakan mesin, satu mesin bisa menggantikan sampai 50 orang,” ungkapnya.

 

Kendati demikian, ia memastikan pengusaha tidak dapat seenaknya mengambil keputusan. Pembahasan tetap melibatkan tim dan regulator agar tidak menimbulkan konflik dan tetap memperhatikan kondisi ekonomi.

 

“Kita pengusaha juga tidak bisa semena-mena. Kalau biaya pokok tinggi sementara uang berputar sedikit, risikonya perusahaan justru tutup. Itu yang paling bahaya,” ujarnya.

 

Peter berharap pemerintah dan serikat pekerja mencari titik tengah agar kenaikan upah tidak mematikan usaha. Sebab menurutnya, bila harga barang semakin tinggi, daya beli masyarakat pun ikut turun, dan kondisi itu pada akhirnya berdampak pada pekerja.

 

“Harus sama-sama bagaimana ambil jalan tengah. Kalau harga naik terus, masyarakat tidak bisa beli. Kita sih maunya di bawah, tapi kalau pusat naikkan, mau bagaimana lagi,” tambahnya.

 

Terkait kondisi di daerah, ia memastikan hubungan industrial di Tarakan dan Kalimantan Utara masih berjalan kondusif. Ia belum mendengar adanya gejolak atau penolakan keras mengenai isu kenaikan upah.

 

“Yang penting di Tarakan aman-aman saja. Saya percaya buruh di Kaltara semuanya baik, dan pasti paham kondisi sekarang,” pungkasnya. 

 

Sumber: benuanta.co.id

Copied.

Berita Lainnya

No Tanggal Publikasi Topik
Daftar Berita
1 Kamis, 16 Oktober 2025 APINDO Jabar Dukung Penuh Platform 'Nyari Gawe' untuk Serap Tenaga Kerja
2 Rabu, 27 Agustus 2025 Hakim Ad Hoc PHI Kunjungi DPP Apindo Kalsel, Bahas Masalah Ini
3 Sabtu, 19 Oktober 2024 Apindo Jateng Pro Penetapan UMP Lewat PP 51/2023
arrow top icon