Media

Kembali ke Berita

Dari Vokasi hingga Hilirisasi, Parlindungan Purba Ungkap Strategi APINDO Bangkitkan Daya Saing Tenaga Kerja

Dari Vokasi hingga Hilirisasi, Parlindungan Purba Ungkap Strategi APINDO Bangkitkan Daya Saing Tenaga Kerja

Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga APINDO Parlindungan Purba menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia hanya bisa dicapai melalui kolaborasi erat antara pemerintah dan dunia usaha. APINDO turut mengambil peran sentral melalui program Pengusaha Mengajar, pengembangan pelatihan vokasi di sembilan provinsi, dan pendekatan triple skilling untuk menjawab tantangan dunia kerja yang terus berubah. Inisiatif ini memperkuat keterhubungan antara pendidikan dan industri, sekaligus menjadi katalis produktivitas nasional.

 

Hal tersebut disampaikan Parlindungan dalam forum strategis Sarasehan Pemuda KNPI 2025 yang digelar pada Jumat (4/7/2025) di Palangkaraya. Hadir mendampingi Parlindungan, Ketua DPP APINDO Kalimantan Tengah Frans Martinus beserta jajaran pengurus APINDO lainnya.  

 

Keterlibatan APINDO dalam Sarasehan ini merupakan tindak lanjut atas audiensi KNPI kepada jajaran APINDO pada Juni lalu. Ketua Umum KNPI Ryano Panjaitan mengungkapkan apresiasi nya atas sinergi bersama  APINDO.

 

Sarasehan Pemuda ini diisi oleh sejumlah pembicara, diantaranya Gubernur Kalimantan Tengah, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia; Wakil Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bidang Hilirisasi; Gubernur Lampung; Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI Saraswati Djojohadikusumo; Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI; serta seluruh pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dari seluruh Indonesia.

 

Parlindungan mengungkapkan bahwa rendahnya daya saing tenaga kerja Indonesia masih menjadi hambatan besar, yang tercermin dari minimnya tingkat pendidikan dan ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri. Berdasarkan survei APINDO, hanya 26,56% pelaku usaha yang puas terhadap kualitas tenaga kerja saat ini. APINDO menilai kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja harus segera dijembatani dengan reformasi struktural, penguatan kurikulum vokasi, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi industri.

 

APINDO juga mendorong transformasi strategi pembangunan SDM pemuda melalui kolaborasi lintas sektor. Ini mencakup penguatan pendidikan karakter dan soft skills, peningkatan literasi digital, serta dorongan terhadap kewirausahaan muda (youthpreneur). APINDO percaya bahwa pemuda harus tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki karakter tangguh dan pola pikir global. Dengan prinsip “skills are the new currency”, dunia usaha dan pemerintah perlu bahu membahu menciptakan generasi kerja yang agile dan berdaya saing internasional.

 

Menghadapi tantangan deindustrialisasi dan dominasi ekonomi berbasis komoditas mentah, Parlindungan menekankan pentingnya reindustrialisasi, hilirisasi berbasis nilai tambah, dan akselerasi ekonomi hijau serta digital. APINDO hadir sebagai mitra aktif dalam mendorong strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, melalui semangat “Indonesia Incorporated”. Dunia usaha tidak hanya sebagai penonton, melainkan pemilik saham bangsa yang berkontribusi nyata dalam menciptakan lapangan kerja dan membangun masa depan ekonomi Indonesia.

Copied.

Berita Lainnya

No Tanggal Terbit Judul Berita
Daftar Berita
1 Senin, 24 Juni 2024 Penutupan Program AUM Riau 2024, Apindo Riau Taja Graduasi Mahasiswa Batch 1
2 Jumat, 02 Agustus 2024 Pj Wali Kota Cirebon Apresiasi Pengukuhan Pengurus DPK APINDO, Tekankan Peran Penting Pengusaha dalam Perekonomian
3 Kamis, 30 Mei 2024 4 Alasan Apindo Banten Minta Pemerintah Pertimbangkan Tapera, Bukan Hanya Bebani Usaha dan Pekerja
arrow top icon